Pagi ku ditemani senyum hangat
Menyapa hari di antara tegukan segelas susu coklat
Hingga pulang pun didamba
Satu per satu menguraikan asa
Menyapa hari di antara tegukan segelas susu coklat
Hingga pulang pun didamba
Satu per satu menguraikan asa
Kira- kira begitulah cara ku memandang rumah dulu
Sampai mentari akhinya ditutupi awan kelabu
Hujan selalu ku harap turun agar kembalikan pelangi
Sayangnya ia tak pernah datang menggantikan badai
Bernapas di bawah atap yang sama namun penuh sesak
Rasanya berbanding terbalik dengan luas yang semakin memberi jarak
Aku pikir aku akan kedinginan sampai mati rasa
Seiring gemuruh halilintar yang memakan akal sehat lalu menelannya
Tapi ku sadar aku hanya punya diriku sendiri
Untuk itu aku berhenti meringkuk lalu bangun berdiri
Sambil menepis kenangan hangat palsu aku meraih gagang pintu
Dan detik itu pula terhampar di pelupuk mata jalan berliku menjanjikan rumah baru
Comments
Post a Comment