Skip to main content

Menolak Lupa


Kamu ingat soal kebiasaan ku mengabadikan setiap momen yang berlalu? Aku selalu menjepret hal-hal yang aku lihat tiap hari. Kadang-kadang aku menyempatkan diri untuk mengetik tentang suasana sekitar dalam kata-kata di notes handphone ku. Kamu biasanya langsung protes karena aku suka tiba-tiba sibuk sendiri. Raut wajah kesal mu akan aku balas dengan celotehan pembelaan diri. Kamu bilang aku alay karena suka foto-fotoin sekitar, tapi kamu diam-diam melengkungkan senyum tiap aku ketawa melihat hasil candid muka mu.

Kamu ingat tiap aku pergi aku selalu check-in di Path? Masa kamu lupa? Yang kamu bilang aku nyampah karena nge-tag kamu terus setiap kita pergi bareng-bareng. Kamu nuduh aku jadi penyebab handphone mu nge-hang gara-gara kebanyakan notif comment dari Path ku. Aku selalu bodo amat kalo kamu udah ngambek diemin aku. Abisan sih, kamu bilangnya sebel tapi kamu nggak penah lupa nge-smile moment aku.

Aku tahu kalo menurut kamu semua itu nggak penting. Tapi buat aku, setiap waktu yang aku jalani harus aku simpan dalam sesuatu selain memori ku sendiri, sesuatu yang aku bisa lihat lagi kapan-kapan, yang nggak bisa hilang. Aku nggak mau kamu cuma jadi sesosok manusia yang pernah lewat di kehidupan ku, seperti kamu yang menganggap semuanya angin lalu. Tapi aku sadar, suatu saat nanti aku nggak akan ingat persis bagaimana rasanya melalui hari-hari bareng kamu. Karena itu, dari sekarang aku belajar untuk menjaga ingatan ku dengan menyimpannya rapih-rapih di tempat yang akan selalu aku lihat setiap saat.

Comments

Popular posts from this blog

A Girl of My Own

I live in layers I, myself, spent my whole life to recognize;