Skip to main content

Sepasang Mata Coklat




Kepada mata coklat berwarna pekat,
Nyata mu mengudara sekabur kabut putih
Ada, kasat mata, tidak ketara

Sampai ironi terbersit keadaan
Terik siang termakan pudar cahaya
Gelap tiba terkira
Yang tidak adalah setelahnya
Kurang dari setengah malam tukar kata
Soal tiap sudut pelik hidup manusia di bawah sinar kota
Dan pandang kita pada titik yang sama
Berlomba dengan tetesan penghapus rasa, pengelambu panca indra
Ada sesuatu terayun sendu,
Terantuk ujung tepi ragu

Dan lagi tatap berbicara banyak tanpa suara
Di antara genggam yang tak ingin diraih, baru bisa akhirnya terasa:
Sirat baru dari hadir yang sudah sejak lalu
Tatapan coklat, berwarna pekat, sepasang mata dan sekeping hangat pun menghinggap.

Comments

Popular posts from this blog

A Girl of My Own

I live in layers I, myself, spent my whole life to recognize;