Sudah berlalu katamu
Tidak tahu kapan itu
Satu yang pasti
Sudah tidak berarti
Katamu dalam hati
Kepada aku yang terus-terusan ingin kau yakini
Sudah berlalu katamu
Dengan segelas pesanan kopi ku
Terduduk kau di pojok milik kita
Terngiang akan renyah tawa
Pandang mu mengudara
Di antara satu kubik penuh manusia
Kecuali satu yang diam-diam hati mu pinta
Sudah berlalu katamu
Sambil membuang sepotong hati beku
Setelah sebelumnya kau robek paksa
Agar hilang satu nama yang terukir di dalamnya
Lalu kau putus panjang vena
Agar hilang satu nama mengalir
Bersama rasa lama dan bekas desir
Sudah berlalu katamu
Tapi tak mampu untuk tidak membisu
Kala datang waktu
Kau mengais hangat suara
Dan lekukan senyum berlapis mutiara
Dan harum yang sudah terbiasa
Menemani mu mengukir asa
Sudah berlalu katamu
Saat kau tatap tajam mata milikku
Menoreh luka menebar kelam
Sayang aku tenggelamkan diam-diam
Masih kau cari sirat lama untuk perkuat diri
Di dalam bola mata tempat tenggelamnya mentari
Bersama gulungan ombak penutup hari
Sudah berlalu, katamu
Dari waktu ke waktu
Kalau sudah berlalu,
Kenapa masih terpaku?
Sudah berlalu, jawabmu
Kalau begitu, jangan lagi rindu
Comments
Post a Comment