lari ia menyeret detik, puas hanya menyisakan kenangan
Aku tak lagi - lagi memejamkan mata,
agar bisa tetap perhatikan senyummu yang kini hidup di tumpukan bawah ingatanku
Aku tak akan pernah mau berkedip
kalau ku tahu mata mu kini menatap ke arahku dengan sirat baru,
saat aku merindukan hangat yang dulu
Aku tak sudi memejamkan mata barang semenit
hanya untuk menemukanmu lewat begitu saja
Aku tak lagi - lagi memejamkan mata,
agar bisa tetap perhatikan senyummu yang kini hidup di tumpukan bawah ingatanku
Aku tak akan pernah mau berkedip
kalau ku tahu mata mu kini menatap ke arahku dengan sirat baru,
saat aku merindukan hangat yang dulu
Aku tak sudi memejamkan mata barang semenit
hanya untuk menemukanmu lewat begitu saja
Kau hapuskan setiap potongan kecil memori dalam hidup mu yang berdebu,
kau tutup rapat jendela kotor dengan tirai abu-abu kusam yang menutupi penglihatanku
Mau aku bersumpah untuk tetap membuka mata sampai ujung hari,
tetap tak bisa ku pungkiri kau lah yang sebenarnya punya kendali
Atas senyummu yang tak kasat mata;
atas dirimu yang dimakan jarak lantas terbang selayang pandang
kau tutup rapat jendela kotor dengan tirai abu-abu kusam yang menutupi penglihatanku
Mau aku bersumpah untuk tetap membuka mata sampai ujung hari,
tetap tak bisa ku pungkiri kau lah yang sebenarnya punya kendali
Atas senyummu yang tak kasat mata;
atas dirimu yang dimakan jarak lantas terbang selayang pandang
Comments
Post a Comment